Andre Renaldy adalah salah satu santri Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Kota Tasikmalaya. Ia bersepeda dari Majalaya Bandung menuju Tasikmalaya yang berjarak 106 km pukul 10.00 WIB pada hari Ahad (06/01). “saya ingin merasakan perjuangan menuntut ilmu seperti para ulama terdahulu, yang begitu luar biasa” ujarnya.
Ketika di perjalanan ia harus melalui tanjakan, turunan, jalan mulus, hingga jalan berlubang. Semua itu ia ibaratkan seperti kehidupan sehari-hari, tanjakan berarti masalah dan turunan adalah jalan keluarnya.
“disetiap kesulitan pasti terdapat kemudahan, itulah yang saya ingat selalu di perjalanan” ucapnya. Pukul 18.00 WIB ia sampai di Rajapolah Tasikmalaya, dan beristirahat sejenak di rumah temannya Inggrid Kittah.
Setelah istirahat dirasa cukup, ia pun melanjutkan perjalanannya pada pukul 20.00 WIB. Rasa letih, lesu, serta capek terbayar sudah dengan sampainya Andre di Pesantren tercinta pada pukul 21.00 WIB. “saya bahagia sekali bisa merasakan perjuangan para ulama dulu yang begitu beratnya dalam mencari ilmu” kata andre.
Milzamulhaq Mardiya
XII IPA A Mu’allimien
Pesantren Persatuan Islam 67 Benda
Kota Tasikmalaya
Ketika di perjalanan ia harus melalui tanjakan, turunan, jalan mulus, hingga jalan berlubang. Semua itu ia ibaratkan seperti kehidupan sehari-hari, tanjakan berarti masalah dan turunan adalah jalan keluarnya.
“disetiap kesulitan pasti terdapat kemudahan, itulah yang saya ingat selalu di perjalanan” ucapnya. Pukul 18.00 WIB ia sampai di Rajapolah Tasikmalaya, dan beristirahat sejenak di rumah temannya Inggrid Kittah.
Setelah istirahat dirasa cukup, ia pun melanjutkan perjalanannya pada pukul 20.00 WIB. Rasa letih, lesu, serta capek terbayar sudah dengan sampainya Andre di Pesantren tercinta pada pukul 21.00 WIB. “saya bahagia sekali bisa merasakan perjuangan para ulama dulu yang begitu beratnya dalam mencari ilmu” kata andre.
Milzamulhaq Mardiya
XII IPA A Mu’allimien
Pesantren Persatuan Islam 67 Benda
Kota Tasikmalaya